Pada tanggal 3 Juli 2025 bertempat di Aula Taman Lansia Ceria (TLC) Bethesda YAKKUM di Pakem Sleman, Yogyakarta menjadi tempat pelaksanaan pelatihan “Jambore Ambulance Relawan”.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 orang yang perwakilan dari sekitar 21 komunitas relawan ambulance se-Yogyakarta, dengan kuota dua orang perwakilan dari masing-masing komunitas.
Sambutan dari RS Bethesda disampaikan oleh Ns. Wahyu Widiyanto, S.Kep.,FISQua.,CHAE berharap agar kegiatan membawa kemanfaatan bagi para pengelola ambulance se-Yogyakarta.
Turut hadir daalam kesempatan ini perwakilan RS Bethesda: dr. Yustina Kristiyarini, Dinkes DIY : dr. Fitri Indah Setiyawati, M.Sc, Dishub : Lazuardi S.Si. T., M.M. dan dari DPRD DIY hadir Nur Subiyantoro, S.I.Kom.
Di antara peserta yang hadir, terdapat relawan dari Ambulan Padukuhan Tumut, Ambulance Desa Girikerto, Ambulance Desa Minomartani, Ambulance Istimewa (Muh RSPMDIY), Ambulance JOSAL Yogyakarta, Ambulance RN, AmbulanMu Mergangsan, AmbulanMu Ngaglik, Ambulan Klinik Bethesda Maranatha, BAGUNA DIY, Destana Margodadi, DPD Pan Sleman. DPW LDII DIY, Griya Singgah Pasien YBM PLN Yogyakarta, KSP PARE ANOM Ambulance Gratis, Paguyuban Ambulance Jogja Utara, Panda Ambulance Yogyakarta, Tirto Berbah Rescue, UPZ Masjid Al-Falaq, Yayasan Jupiter Peduli Kemanusiaan, BAGUNA Sleman
Salah satu peserta Gunanto menuturkan, “ banyak sekali manfaat dari kegiatan ini untuk para penggiat komunitas ambulance seperti kami dalam penanganan kegawat daruratan” sebagaimana disampaikannya kepada Arief Hartanto pada Jum’at pagi.
Pelatihan ini menurut panitia acara bertujuan untuk meningkatkan kemampuan relawan dalam penanganan kegawatdaruratan sebelum pasien tiba di rumah sakit. Definisi penanganan pra-rumah sakit mencakup tindakan medis darurat yang bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien, mencegah kondisi memburuk, dan memastikan transportasi yang aman ke fasilitas kesehatan. Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya peralatan adekuat seperti tandu, defibrillator (AED), dan kotak P3K standar.
Relawan ambulance memiliki peran vital dalam sistem kesehatan, terutama dalam memberikan respons cepat di lokasi kejadian. Mereka sering kali berada lebih dekat dengan lokasi kejadian dibandingkan layanan profesional, sehingga dapat memberikan pertolongan pertama yang sangat dibutuhkan. Selain itu, relawan juga memiliki jangkauan luas, memenuhi kebutuhan daerah dengan akses layanan kesehatan yang terbatas, serta memahami konteks lokal yang dapat mempengaruhi penanganan pasien.
Materi Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Bagi Awam oleh Dr Yustina Kristiyarini menyampaikan hal antara lain “ Pemberian pertolongan, pengobatan dan perawatan yang sifatnya darurat harus di laksanakan cepat, tepat dan serasi ketika menangani korban kecelakaan atau bencana sebelum dibawa ke sarana kesehatan/RS atau tim kesehatan datang “.
Materi dari YEU disampaikan oleh Arnice Ajawaila terkait etika komunikasi dengan kelompok berisiko.
Dalam sesi kampanye keselamatan lalu lintas, Lazuardi, S.SiT., M.Mi, menjelaskan mengenai hak istimewa pengemudi ambulance dalam keadaan darurat. “ Pengemudi ambulance diharuskan mematuhi semua tata tertib berlalu lintas dan memperhatikan keselamatan diri, penumpang, dan pasien. Selain itu, mereka juga diingatkan untuk menggunakan lampu isyarat dan sirine dengan bijak, serta membuat laporan mengenai identitas dan kondisi pasien”.
Pelatihan ini diakhiri dengan penekanan pada pentingnya pertolongan yang cepat, tepat, dan serasi dalam menangani korban kecelakaan atau bencana. Dengan pelatihan ini, diharapkan relawan ambulance dapat lebih siap dalam menjalankan tugas mulia mereka, yaitu menyelamatkan nyawa dan memberikan pertolongan pertama yang efektif. (sumber : Buletinsleman.Com)
Mulai 12 Januari 2023
Jam Kunjung Pasien Setiap Hari
Pukul 16.30 - 18.00 WIB